Rabu, 31 Desember 2008

Perempuan di antara 2 sisi


PEREMPUAN DI ANTARA DUA SISI
Oleh : Iwan Hermawan, M.Pd.


Perempuan sering diidentikkan sebagai mahluk lemah dan tidak berdaya sehingga harus memperoleh perlindungan dari laki-laki, padahal dibalik kecantikan dan kelemahlembutan seorang peremuan terkandung kekuatan sangat besar yang mampu mempengaruhi laki-laki dan melalui kekuatannya itu perempuan mampu mengubah dunia.
Pengaruh daya tarik seorang perempuan terhadap seorang laki-laki dengan mudah dapat kita temukan dalam berbagai legenda dan sejarah. Sasakala Sangkuriang merupakan salah satu legenda yang memperlihatkan bagaimana kelembutan dan kecantikan seorang perempuan mampu membius seorang laki-laki yang sedang dimabuk cinta. Al kisah diceritakan, bagaimana Sangkuriang yang sangat mencintai Dayang Sumbi - yang tidak lain ibunya sendiri - bersedia memenuhi semua permintaan sang kekasih. Padahal permintaan tersebut tidak mungkin dilakukan oleh seorang manusia biasa, yaitu membuat sebuah danau yang lengkap dengan perahu untuk dipakai berbulan madu dalam tempo satu malam, walau pada akhirnya usaha keras tersebut harus menemui kegagalan karena fajar telah menyingsing.
Tidak hanya dilukiskan dalam sebuah legenda, besarnya pengaruh seorang perempuan terhadap laki-laki yang mencintainya juga dicatat oleh sejarah. Julius Caesar seorang raja gagah perkasa dan dikenal sebagai sang penakluk akhirnya harus takluk dan tunduk tidak berdaya di pangkuan Ratu Cleopatra, seorang ratu cantik dari Mesir.
Bukti lain menunjukkan, Seorang Eva Duarte yang kemudian dikenal dengan nama Evita Peron mampu menjadi inspirator bagi Juan Peron dalam meraih kesuksesan memimpin Argentina, walau apa yang dilakukan Evita Peron merupakan bagian dari obsesinya dalam menggapai puncak kesuksesan dan ketenaran dalam hidup, karena upaya yang dilakukan dalam mendukung sang suami sekaligus mampu mengangkat pamor namanya hingga melebihi ketenaran dan kepopuleran sang suami yang nota bene seorang presiden. Kecintaan rakyat padanya diperlihatkan saat kematian datang menjemput, rakyat Argentina sangat berduka dan kehilangan.
Dewasa ini, pengaruh daya tarik perempuan terhadap laki-laki tidak berbeda jauh dengan apa yang terjadi dalam legenda atau sejarah. Seorang laki-laki akan rela mengorbankan apa saja dan mau melakukan apa saja demi merebut cinta sang pujaan hati, termasuk mengorbankan jiwanya. Tidak sedikit laki-laki yang rela melakukan perbuatan nekad demi melindungi dan memenuhi apa yang diinginkan oleh pasangannya. Semua itu dilakukan agar mereka dianggap orang yang jantan dan bertanggung jawab.
Di sisi lain, perjalanan hidup seorang perempuan dalam menggapai asa dan cita tidak selalu berjalan dengan mulus hingga di ujung pengharapan, karena banyak di antara perempuan harus rela meninggalkan obsesi dan cita-cita setelah mereka menikah. Banyak diantaranya dengan alasan pengabdian rela hanya menjadi penghias rumah dan media pemuas nafsu. Mereka sering kali tidak bisa berbuat banyak dalam menentukan jalannya kehidupan rumah tangga, karena mereka hanya mampu menerima tanpa mampu berperan aktif.

Diantara dua jalan
Obsesi sesorang perempuan dari dahulu hingga sekarang tidaklah berubah, yaitu menggapai puncak kesuksesan dan ketenaran dalam segala bidang kehidupan. Untuk menggapainya tidak sedikit di antaranya yang menghalalkan segala cara, karena yang ada dalam benaknya hanyalah kesuksesan dan ketenaran.
Perjalanan panjang manusia menunjukkan, kaum laki-laki akan dengan mudah tertarik kepada keindahan tubuh seorang perempuan. Mereka akan berupaya dengan berbagai cara agar dapat memiliki dan menikmatinya, karena dengan cara demikian dia dapat memperlihatkan keperkasaan dan kegagahannya. Melihat kondisi seperti ini, tidak heran jika dari dulu sampai sekarang banyak perempuan yang menjual kecantikan dan kemolekan tubuhnya guna meraih impian dan harapan. Mereka rela berpakaian super minim di depan kamera atau berlenggak lenggok erotis di atas panggung agar cita-citanya menjadi orang terkenal dan secara materi berlebih dapat tercapai.
Selain memanfaatkan kecantikan dan kemolekan tubuh untuk mencapai obsesi, tidak sedikit perempuan dimanfaatkan untuk menggapai cita-cita dan obsesi orang lain, baik orang tua maupun pejabat.
Pada jaman dahulu, para lurah dalam kurun waktu tertentu selalu mencari “bibit unggul” di desanya untuk dijadikan sebagai persembahan kepada bupati, demikian pula halnya dengan bupati dia akan mencari bintang kabupaten untuk dijadikan persembahan kepada sang raja. Hal ini dilakukan sebagai bukti kesetiaan kepada atasan dengan tujuan agar jabatannya tidak dicopot. Demikian pula halnya dengan pihak orang tua, terutama dari kalangan rakyat jelata, mereka akan sangat bahagia jika mempunyai anak perempuan yang cantik rupawan, karena kecantikan anaknya dapat dijadikan modal untuk mengangkat harkat, martabat, dan derajat sosial orang tuanya yang pada akhirnya dapat dijadikan sandaran kehidupan di hari tua sambil menunggu ajal menjemput.
Banyak orang tua berharap anak perempuannya dapat terpilih oleh penguasa untuk dijadikan istri atau minimal istri simpanan. Kalau pun tidak terpilih oleh penguasa mereka selalu berharap anak perempuannya dapat bersanding dengan saudagar atau tuan tanah walau hanya sekedar sebagai istri piaraan. Dan jika sudah menjadi keputusan orang tua, dia tidak bisa menolak walau dia telah menjalin cinta kasih dengan yang lain, karena seorang anak harus berbakti dan menurut pada orang tua.
Dewasa ini, Pemanfaatan perempuan cantik sebagai pelancar jalan dalam menggapai tujuan juga terus terjadi dan mungkin tidak akan berhenti hingga dunia kiamat. Banyak perusahaan terutama yang bergerak di bidang pelayanan dan retail memanfaatkan perempuan muda nan cantik jelita dengan pakaian kerja yang cukup “simpel” dari segi bahan dan ukuran sebagai ujung tombak pemasaran produknya. Selain itu, pada tingkatan yang lebih tinggi banyak deal-deal bisnis dilakukan dengan pelicin berupa perempuan cantik yang dapat memberikan pelayanan all out.
Selain itu, guna meningkatkan penjualan produk, banyak perusahaan yang memanfaatkan perempuan cantik dan penampilan yang menantang sebagai bintang iklan produknya. Tidak ketinggalan para pemilik stasiun TV seolah berlomba tidak mau kalah memanfaatkan kesintalan dan keseksian perempuan cantik yang bergoyang erotis menghiasi tayangannya. Kondisi serupa juga tampak pada media cetak, banyak media cetak yang berlomba mengangkat tirasnya dengan cara menampilkan foto-foto perempuan cantik berbusana swim sweat dengan gaya erotis dan senyum menggoda.
Dalam banyak kasus seperti di atas, banyak perempuan tidak bisa berbuat banyak, mereka harus menerima apa yang menimpa dirinya sembari menahan rasa sakit hati dan perasaan dilecehkan. Mereka tidak bisa berbuat banyak, karena mereka tidak punya kuasa sedangkan tuntutan hidup yang dipikulnya cukup berat serta persaingan dalam memperoleh kesempatan sangat ketat.
Apa yang terjadi di atas tidak semua atas dasar keterpaksaan, karena banyak di antara mereka yang justru memanfaatkan kecantikan, kesintalan dan keseksian tubuh yang dimilikinya sebagai modal untuk memperoleh harta, tahta dan ketenaran. Banyak para artis perempuan, terutama pendatang baru, yang mengaku siap untuk beraksi di depan kamera dengan pakaian apapun termasuk harus berpakaian super mini bahkan polos serta berfose menggoda sekalipun demi sebuah ketenaran. Selain itu, banyak perempuan eksekutif muda yang siap menjadi tim lobby “all out” bagi perusahaan di mana dia bekerja demi sebuah kedudukan yang lebih baik dan pendapatan yang tinggi.

Menghormati dan dihormati
Sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan, perempuan bukanlah budak nafsu laki-laki tetapi harus diposisikan sebagai mitra kaum laki-laki dalam menggapai tujuan hidup. Lenin, salah seorang tokoh komunis Rusia mengatakan “Jikalau tidak dengan mereka (perempuan), tidak mungkin kita mencapai kemenangan”. Ungkapan ini menunjukkan perempuan mempunyai posisi yang tidak kalah pentingnya dengan laki-laki, sehingga keberadaan mereka jangan sampai dilupakan atau hanya sebagai pelengkap belaka.
Tuntutan persamaan hak dan kedudukan antara perempuan dengan laki-laki terus bergema di mana-mana. Kaum perempuan selalu menuntut agar dirinya tidak dilecehkan dalam segala hal termasuk dalam berekspresi, karena mereka mempunyai hak yang sama dan keberadaannya bukan untuk memperoleh perlakuan yang tidak adil.
Untuk menggapai semua yang menjdi tuntutan kaum perempuan sebenarnya ada pada diri perempuan itu sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, karena walau pun mereka menuntut untuk tidak menjadi bahan pelecehan semua itu tidak mungkin tercapai jika mereka sendiri tidak mampu menghargai dirinya sendiri dan mereka tidak mau memperlihatkan keunggulan apa yang dimilikinya. Karena, laki-laki tidak akan berani membuat suatu pelecehan jika perempuan itu tidak “mengundang”. Banyaknya kasus pelecehan seksual bahkan perkosaan terhadap seorang perempuan yang terjadi sebagian besar diakibatkan penampilan perempuan itu sendiri yang mengundang laki-laki berbuat demikian.
Pada akhirnya melalui penghargaan terhadap diri sendiri serta kemampuan yang dimilikinya, diharapkan perempuan tidak hanya menjadi korban pemanfaatan kaum lelaki dalam meraih impian dan obsesinya, melainkan mampu menjadi mitra yang sejajar dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita. Selain itu, penghargaan yang diberikan oleh laki-laki terhadap pribadi seorang perempuan bukan karena rasa iba atau belas kasihan tetapi karena performa diri yang dipancarkannya dan prestasi kerja yang dicapainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar